3 Penyebab Gagal Tes TOEFL (RIBUAN Peserta Gagal tes TOEFL Setiap Tahun)

Penyebab Gagal Tes TOEFL

Halo, sobat situs testtoeflonline.com yang lagi persiapan tes TOEFL.
Pastinya kamu ingin sukses mendapatkan skor TOEFL yang kamu butuhkan hanya dalam satu kali tes, bukankah begitu?
Sembari mempersiapkan diri kita akan cari tahu yuk apa yang membuat banyak sekali orang gagal ketika tes TOEFL.
Agar kamu bisa menghindari kesalahan yang sama.

‘Fenomena’ ini sebenarnya terjadi di seluruh Indonesia, mencapai puluhan ribu orang gagal per tahun.

Hitung saja berapa jumlah mahasiswa yang akan wisuda dalam setahun, semua universitas yang ada di Indonesia

(hampir 100% univ. Negeri mensyaratkan TOEFL, dan swasta sudah mulai menerapkan hal yang sama).

Belum ditambah mereka yang sudah lulus kuliah S1 dan sedang bersiap ke jenjang master hingga doktor.

Belum lagi yang melamar beasiswa, ah..iya, yang melamar kerja juga! Perusahaan saat ini juga

mensyaratkan TOEFL, bahkan institusi pemerintahan. Surprised? I’m not.

Apa impilikasi gagalnya seseorang ketika tes TOEFL?

1. Batal wisuda S1, S2, S3

2. Batal lanjut studi S2, S3

3. Gagal beasiswa

4. Gagal masuk kerja

5. Gagal nikah.. *hehe, yang ini cuma becanda ya. No offense..

Well, kamu bisa lihat. Saya kira tidak berlebihan jika TOEFL sudah menjadi bagian penting dalam hidup terutama

terkait dengan pendidikan dan karir banyak orang, termasuk Anda. Karena segitu penting, kamu harus menyikapi

ini dengan serius, sekarang juga. Cepat atau lambat, Anda akan menghadapi TOEFL ini.

Ya kecuali kamu tidak ada niat sama sekali untuk melanjutkan studi,

atau mau terus terperangkap di pekerjaan ‘tanpa meja kantor’ atau ‘tidak pindah meja’. Paham ya maksud nya?

Nah, bagaimana agar kamu nanti tidak gagal berkali-kali ketika tes TOEFL?

Jika sukses ada polanya, maka gagal juga memiliki pola. Secara umum mereka yang gagal tes TOEFL disebab 3 hal:

1. Tidak tahu , tidak mau tahu (ini lebih parah, semoga bukan kamu)

Ini adalah penyebab utama kenapa banyak orang gagal. Hindari kata-kata seperti “Ya elaaah, bahasa Inggris doang,

saya mah dari SD udah jago. TOEFL keciiiil..pilihan berganda doang kan!. Walhasil, mengerjakan soal TOEFL hanya ikut-ikutan saja, coba-coba, sekedar memenuhi syarat formalitas. Hasil akhir: gagal. Terus marah-marah sok bijak, “apa-apaan sih.
Apa hubungannya kerjaan saya dengan TOEFL? Gak relevan!, dan gerutu lainnya.

Sobat, kenapa tidak berdamai saja dengan keadaan?

Inilah situasi kompetisi yang kamu hadapi saat ini. Kamu reaktif, kamu yang rugi. Mending bersiap saja.

Introspeksi diri jika memang masih banyak kekurangan.

Setuju sama saya, ya.

2. Sok tahu

Ini sering dialami mereka yang merasa ‘sudah bisa bahasa Inggris’, ‘sudah lama belajar bahasa Inggris,

kuliah juga jurusan bahasa Inggris’, ‘saya dulu skor 10 terus di sekolah, paling juga gitu-gitu aja soal bahasa Inggrisnya..’.

Yang bilang begini, umumnya kecewa dan frustasi berat setelah tes TOEFL, GAGAL!

TOEFL itu berbeda. Untuk bahasa Inggris kebutuhan akademik, standar soal yang diujikan adalah soal dengan kesulitan paling tinggi.

Jago bahasa Inggris aja tidak cukup, Anda harus pelajari strategi mengerjakan soal! Itu kenapa di Strategi TOEFL diajarkan mengajarkan TOEFL ke ribuan orang dengan pendekatan strategi. Cek disini: https://testtoeflonline.com/

Ada 140 soal yang harus Anda selesaikan dengan waktu yang sangat terbatas. Perlu cara, strategi.

3. Kurang latihan

Nah, ini sebenarnya mendingan. Mereka ini biasanya sudah belajar dan persiapakan khusus untuk menghadapi tes TOEFL, cuma salah kaprah saja.

Salah kaprahnya mentang-mentang udah kursus, bahkan mungkin udah beli paket belajar TOEFL saya, maka otomatis skor tes menjadi > 500. Doesn’t make any sense, buddy. Gak mungkin.

Harus sering latihan, latihan, latihan.

3 hal diatas yang saya ceritakan adalah soal mental gagal. Semoga kamu tidak memiliki mental seperti itu ya, kalau iya, tidak masalah selagi bisa cepat memperbaikinya, jangan sampai menyesal nantinya.

Semoga bermanfaat